KONTROL SUHU RUANG DENGAN
PERINGATAN ALARM
Ade kurniawan1, Ravi
Riananda2,Rizqi Agus Ditasari3,Samuel Beta4, Teknik
Elektronika, Politeknik Negeri Semarang
Intisari - Untuk mengontrol suhu ruang dan
sesuai apa yang diinginkan, dibutuhkan alat untuk mengontrol suhu ruang secara
otomatis. Maka dalam proyek ini dibuatlah aplikasi ARM menggunakan masukan
sensor suhu dengan luaran bazzer, dan LCD. LM35 merupakan sensor untuk mengukur
suhu ruangan. Dan suhu ruang yang melampaui batas yang ditetapkan akan menyalakan
buzzer. Sedangkan ARM sebagai kontroler
dan pengkondisi sinyal.
Kata
Kunci : ARM, Sensor Suhu, Buzzer, LCD.
Abstract – To control the room temperature and appropriate what is
wanted, needed a tool to control the room temperature automatically. So in this
project was made using the ARM application temperature sensor inputs with
outputs bazzer, and LCD . LM35 is a sensor to measure the temperature of the
room. And the room-temperature exceeding the set limit will turn on the buzzer.
While ARM as a controller and signal conditioner
I. Pendahuluan
Pada era modern ini, perkembangan
teknologi elektronika berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah sensor dan
pengendali mikrokontroller. Meskipun terdapat beraneka ragam sensor, kebanyakan
sensor suhu memiliki rentang terukur yang sempit serta akurasi yang rendah
namun memiliki biaya yang tinggi. Serta banyak pengendali mikrokontroller yang
tidak berbasis open source sehingga sangat sulit untuk membuatnya. Maka dalam
pembuatan proyek ARM ini penulis menggunakan sensor suhu dengan LM35 dimana
range suhu yang terukur cukup lebar dan memiliki akurasi yang cukup tinggi.
Penulis menggunakan ARM sebagai
pengendali mikrokontroller yang bersifat open source, dan LCD sebagai display.
II. Tinjauan Pustaka
Untuk mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang
dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan
membuat aplikasi menggunakan ARM.
A. Sensor Suhu ( LM35)
Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi
Natioanal Semiconductor yang berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek
atau ruangan dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan
sebagai komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan
temperature yang diterima dalam perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35
dapat mengubah perubahan temperature menjadi perubahan tegangan pada bagian
outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dan
konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi.
Gambar.
Sensor LM35
Karakteristik Sensor suhu IC
LM35 :
- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti terlihat pada gambar 2.2.
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
B. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya
prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri
dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena
kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah
selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
Gambar Buzzer
C. LCD
LCD adalah lapisan dari
campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium
oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca
belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul
organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari
segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer
cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang
dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri
dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data
yang ingin ditampilkan).
Gambar LCD
D. ARM CortexM0
ARM adalah prosesor
dengan arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM
Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced
RISC Machine.
Gambar
3. Keluarga Mikroprosesor ARM
Mikroprosesor ARM mempunyai beberapa keluarga
untuk menjangkau berbagai aplikasi, salah satunya adalah ARM Cortex Prosesor
Embedded (ARM Cortex Embedded Processors).
Prosesor-prosesor di keluarga seri CortexM telah dikembangkan khusus untuk
domain mikrokontroler, dimana permintaan untuk kecepatan, determinasi waktu
proses, dan manajemen interrupt bersama dengan jumlah gate silikon minimum
(luas silikon yang minimum menentukan harga akhir prosesor) dan konsumsi daya
yang minimum sangat diminati, seperti ARM CortexM0 yang merupakan
prosesor untuk menggantikan aplikasi mikrokontroler 8/16bit dengan tipe ARM
NUC120
ARM NUC120 merupakan sebuah modul mikronkontroler 32-bit berbasis ARM
CortexM0. ARM NUC 120 BOARD dilengkapi
dengan program bootloader sehingga tidak membutuhkan divais programmer
terpisah. NUC120 dapat beroperasi dengan kecepatan CPU sampai 48MHz. Telah
dilengkapi dengan Full Speed USB 2.0 Device Controller yang sangat fleksibel
dan dapat dikonfigurasi untuk berbagai aplikasi berbasis USB.
Gambar
4. DT-ARM NUC120
Spesifikasi :
- Berbasis NUC120RD2BN dengan Flash memory APROM sebesar 64 Kbyte, 8 Kbyte SRAM, 4 Kbyte Data Flash.
- Memiliki kemampuan IAP (In Applicaton Programming) dan ISP (In System Programming) melalui bootloader software pada LDROM.
- Tersedia jalur SWD (Serial Wire Debug) yang dapat digunakan untuk debugging serta programming.
- Dapat diprogram langsung melalui jalur USB.
- Mendukung Peripheral DMA mode.
- Memiliki 8 channel ADC dengan resolusi 12 bit.
- Memiliki 4 buah timer 32 bit.
- Memiliki fungsi Watchdog dan RTC.
- Dilengkapi dengan 4 buah hardware PWM dengan resolusi 16 bit.
- Memiliki masing-masing 2 kanal jalur komunikasi UART, SPI, dan I2C.
- Memiliki 1 channel I2C.
- Tersedia antarmuka USB dan UART RS-485.
- Terdapat sensor suhu built-in dengan range -40 - 125°C dengan resolusi 1°C. Sensor ini memiliki gain -1.76mV/°C dan offset 720 mV pada suhu 0°C.
- Memiliki hingga 45 jalur GPIO yang masing-masing dapat dikonfigurasi pull-up/ pull-down resistor, repeater mode, input inverter, dan open-drain mode.
- Terdapat 22 MHz internal osilator.
- Frekuensi osilator eksternal sebesar 12 MHz dan fitur PLL sampai dengan 48 MHz.
- Frekuensi osilator eksternal sebesar 32.768 KHz yang dapat digunakan untuk fungsi RTC dan Low Power Mode.
- Tersedia rangkaian reset manual.
- Bekerja pada tegangan 3,3 – 5,5 V.
- Dilengkapi dengan regulator 3,3 V dan 5 V dengan arus maksimum 800 mA
- Tersedia pilihan catu daya input : catu daya eksternal 6,5 – 12 VDC (via regulator), catu daya eksternal 3,3 – 5,5 VDC (tanpa melalui regulator), atau menggunakan sumber catu daya dari jalur USB.
E. Potensiometer
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya
tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk
menyetel taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio),
dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah
peredup lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan
lampu.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume
kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga
potensiometer membuka sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah
F. LM35
Sensor
suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35
yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang
diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga
dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan
penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC
Karakteristik Sensor LM35.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara
tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam
celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25
ºC seperti terlihat pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150
ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang
dari 0,1 ºC pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1
mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Grafik
akurasi LM35 terhadap suhu
Sensor
LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan
ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt.
Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat
dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan
antar muka (interface) rangkaian control yang sangat mudah.
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
IC LM 35 ini tidak
memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya
sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka
sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat
mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah.
IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan
sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan.
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.
Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :
• Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
• Lineritas +10 mV/ º C.
• Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.
• Range +2 º C – 150 º C.
• Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.
• Arus yang mengalir kurang dari 60 μA
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.
Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :
• Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
• Lineritas +10 mV/ º C.
• Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.
• Range +2 º C – 150 º C.
• Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.
• Arus yang mengalir kurang dari 60 μA
III. Pengujian Alat
A. Pengujian Sensor Suhu LM35
Pengujian ini bertujuan untuk mengahui kepekaan sensor suhu dalam mengukur
suhu yang ada di dalam box serta bertujuan untuk menentukan set point yang akan
diatur pada program dengan indikator buzzer dan tampilan pada LCD.
IV. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan
penganalisaan terhadap data yang telah didapat pada penelitian ini, maka
didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.
Sensor
Suhu
(LM35) berfungsi untuk mengukur suhu yang ada
di dalam suatu ruangan. Suhu yang di set adalah 33ºC
2. Penggunaan
buzzer sebagai output bertujuan agar apabila suhu yang di ukur melebihi set point,
maka buzzer akan berbunyi agar kita bisa menurunkan lagi suhunya.
REFERENSI
[1]
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-suhu-ic-lm35/
diakses pada tanggal 14 Januari 2015
[2]
http://sinaga18.blogspot.com/2013/04/motor-ac.html
diakses pada tanggal 14 Januari 2015
[3]
https://yefrichan.wordpress.com/category/kipas-angin-seperti-ac/
diakses pada tanggal 14 Januari 2015
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar
diakses pada tanggal 14 Januari 2015
BIODATA PENULIS
Nama penulis Ade
Kurniawan. Penulis
dilahirkan di kota Semarang tanggal 17 Desember 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal di
SDN Barongan
02, SMPN
02 Bae, Kudus, dan SMAN 2 Bae. Tahun 2013 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun
2013 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.13.2.01. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa menghubungi melalui via email: kurniawangeade@gmail.com.
Nama penulis Ravi
Riananda. Penulis
dilahirkan di kabupaten Rembang tanggal 18 januari 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK Rahayu, SDN Kedungrejo, SMPN 2 Rembang, dan SMAN 2 Rembang. Tahun 2013 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2013 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.13.2.18. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa menghubungi dwicukek@gmail.com
Nama penulis Rizqi
Agus Ditasari. Penulis
dilahirkan di Pati
tanggal 18
Agustus 1995. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di TK PG Trangkil, SDN Trangkil
05, SMPN
1 Pati, dan SMAN
3 Pati. Tahun 2013 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2013 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.13.2.20. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa menghubungi rizkikiki18@gmail.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar